Jumat, 04 Mei 2012

Home

BROWNIES KUKUS AMANDA disebut oleh-oleh paling megang’ dari Bandung. Kue cokelat ini sejak beberapa tahun terakhir memang sangat ngetop. Rasanya, pulang dari Bandung tanpa brownies ini, seperti ada yang kurang. Siapa sangka, ketika memulai usaha dulu, kios brow­nies ini sempat terkena gusur.

 
  
  

Kesuksesan brownies kukus Amanda ini mengagumkan. Bayangkan, dalam satu hari, lebih dari 1.000 loyang kue habis diserbu pembeli. Siapa menyangka, kue lezat ini merupakan hasil kreasi seorang ibu rumah tangga yang memodifikasi resep kue bolu kukus.  Berawal dari ketidakpuasan mencoba resep bolu kukus dari seo­rang adiknya, Hj. Sumiwiludjeng (67), pada akhir 1999, mulai mengutak-utik resep itu untuk mendapatkan rasa yang lebih enak. Bagi indra pengecap Sumi, lulusan Tata Boga IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta), rasa bolu cokelat itu kurang nendang’.


Memasak memang bukan sekadar hobi bagi Sumi. Istri pensiunan pegawai PT Pos Indonesia ini sejak dulu memanfaatkan kepandaian­nya memasak untuk menambah pemasukan keluarga, H. Sjukur Bc.AP (69). Sumi, dibantu putra sulungnya, Joko Ervianto (41), menerima pesanan kue dan makanan untuk arisan hingga pesta perkawinan. Namun, usaha ini masih bersifat industri rumahan.
 

“Ketika akhirnya menemukan formula yang pas untuk bolu ku­kus cokelat itu, katering kami mulai menawarkan kue itu kepada pelanggan,” tutur Atin Djukarniatin (41), istri Joko, yang ikut serta membesarkan toko kue ini.

Menurut Atin, ketika ditawarkan kepada konsumen katering­nya, kue cokelat itu langsung jadi favorit. Rupanya, tekstur lem­but dan paduan rasa cokelat yang mantap, membuat kue ini gampang disukai. “Banyak orang yang kemudian mulai memesan kue, yang dulu hanya disebut kue bolu cokelat saja,” tutur Atin. Joko, yang melihat potensi pasar kue itu, mengeluarkan kue tersebut dari daftar salah satu menu dalam katering, menjadi produk yang berdiri sendiri. “Akhirnya, agar lebih dikenal orang, kami men­cari nama jenis kue yang baru ini. Lalu, tercetuslah nama brownies kukus,” ujar Atin.

Mengapa brownies kukus? Menurut Atin, karena tekstur kue dan warnanya yang cokelat pekat ini mirip tekstur kue brownies. Selain itu, nama brownies kukus lebih mengena di telinga calon konsu­men sehingga mereka penasaran mencicipinya.

Setelah mendapatkan nama brownies kukus, awal tahun 2000 Joko dan Atin membuka sebuah kios kaki lima di kompleks pertokoan Metro, Margahayu, Bandung, untuk menjualnya. Meski disukai kon­sumen katering, ketika pertama kali ‘dijual bebas’, brownies kukus itu kurang menarik minat pembeli.”Orang yang lewat memang meno­leh dan penasaran dengan nama brownies kukus, namun tidak banyak yang membelinya,” ujar Atin.

Tak kurang akal, Atin lalu menjual kue itu dalam bentuk kue po­tong seharga Rp1.000 per potong. Dengan cara ini, ternyata bisa laku 150-250 potong atau 3-5 loyang ukuran 24 x 24 cm. Sayangnya, usaha yang baru berkembang ini tak bisa bertahan, karena pertokoan Metro terbakar.Akibatnya, kios brownies kukus pun ikut tergusur dan pindah ke J1. Tata Surya 11, yang masih terletak di kompleks yang sama. Anehnya, pindah lokasi di perumahan bukannya meredupkan rezeki, malah menjadi titik terang bisnis brownies kukus ini. Di sini, keuntungannya justru berlipat ganda. 



2. Sejarah Perkembangan Amanda Brownies

Tahun 1999
memulai uji coba pengolahan resep brownies AMANDA. Membuatnya berbeda karena menggunakan sistem kukus.
Tahun 2000
mulai merintis bisnis brownies kukus di dapur rumah dengan menggunakan sistem order melalui telepon.
Tahun 2001
memindahkan lokasi bisnis di rumah ke kios depan ruko Metro Soekarno-Hatta. Namun, pertengahan tahun 2001 kios tersebut terbakar dan akhir tahun pindah ke jalan Tatasurya hingga habis masa kontrak.
Tahun 2002
memindahkan lokasi bisnis ke jalan rancabolang no.5 dan membuka cabang di jalan Emung dan jalan Antapani.
Tahun 2003
membuka cabang di jalan Otten
Tahun 2005
Tahun 2005, beroperasinya pabrik baru di jalan Rancabolang.
10 September 2005, pembukaan toko & kantor pusat di Jl. Rancabolang no. 29 Bandung
10 Desember 2005, pembukaan toko di Ruko Paskal Hyper Square
Tahun 2006
Tahun 2006,  peresmian dan beroperasinya “Amanda Mobile” di Dago, Cabang 1 pindah dari Jl. Lodaya no. 8 ke Jl. Lengkong Besar 101B, Bandung menuju Pelayanan Terbaik.
Tahun 2007
17 Maret 2007 pembukaan Outlet di Surabaya, Jl. Kutai no 8 21 April 2007 pembukaan Outlet di Bogor, Jl. Pajajaran no 84F Juni 2007 Jl. Barata jaya XIX No. 57A dan Jl. Mulyosari 97F, Surabaya Desember 2007 Membuka cabang baru di Jl. Ir. H. Djuanda No. 167 Bandung
Tahun 2008
14 juni 2008, pembukaan Outlet Baru Di Jogyakarta
Jl. Diponegoro No. 38
Jl. HOS Cokroaminoto No. 219
Jl. Bhayangkara No. 35, Jogyakarta
Tahun 2009
Juli 2009, pembukaan outlet baru di Cimahi dan Medan
Jalan Raya Cibabat No 452
Jl. Abdullah Lubis No. 23 A
Jl. Kruing No. 3 F 18
Desember 2009, pembukaan outlet di Jl. Ters Jakarta No. 6 Antapani, Bandung dan Jl. Tuparev No. 38A, Cirebon

3. Komposisi Brownies Kukus Tiramisu Amanda

Harga
Rp 54.600,00
Berat
800 gram
Ketersediaan Barang
Tak Terbatas








Variasi unik dari Brownies Amanda, mengkombinasikan antara rempah rempah alamai khas Indonesia dengan Brownies yang lezat, menghasilkan komposisi tepat untuk sebuah sajian kulinert istimewa.

Brownies Tiramisu yang berlapis Tiramisu diatasnya (tooping) ini memiliki karateristik mewah dan sangat tradisional dengan aroma rempah rempah khas Nusantara. Brownies Tiramisu memiliki segala keunggulan dengan citarasa ningrat dengan suasana yang nyaman dikala menyantap bersama keluarga.

Bagi pecinta makanan tradisional, kami memanjakan anda dengan varian Brownies yang satu ini, tanpa meninggalkan khas utama Brownies Kukus, maka Brownies Tiramisu ini layak menjadi teman disaat menikmati hidangan teh di sore hari bersama selutuh keluarga yang dicintai.
Ketahanan produk 3 - 4 hari









1 komentar:

  1. Membuka Usaha Cafe sekarang bisa membuat omset jutaan loh silahkan klik Usaha Cafe Sukses Menggunakan Lanna dan Ibertal Salam Sukses. :)

    BalasHapus